Rabu, 01 Juni 2016

Psikologi Pendidikan Lingkungan Pembelajaran Efektif

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. dalam konteks ini, guru dituntut untuk membentuk suatu perencanaan kegiatan pembelajaran sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang saat itu digunakan.
Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan pengorganisasian kegiatan di ruang kelas, pengajaran, dan ruang kelas fisik untuk memungkinkan penggunaan waktu yang efektif, mencipyakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif, dan meminimalkan gangguan. Disiplin merujuk pada metode yang digunakan untuk mencegahmasalah perilaku atau menanggapi masalah perilaku yang ada dengan maksud untuk mengurangi kejadiannya pada masa mendatang (lihat Charles,2005;Levin & Nolan,2004;Marzano,2003). Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan yang ditata dengan baik yang melibatkan minat mereka, yang sangat termotivasi untuk belajar, dan yang mengerjakan tugas-tugas yamg menantang namun dalam batas kemampuan mereka jarang membawa satu pun masalah manajemen yang serius. manajemen ruang kelas adalah metode yang digunakan untuk mengorganisasikan kegiatan di ruang kelas. Pengajaran, struktur fisik, dan hal-hal lainnya untuk menggunakan waktu dengan efektif, menciptakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif, dan meminimalkan masalah perilaku dan gangguan lainnya.


Rumusan masalah

Apa yang dimaksud dengan lingkungan pembelajaran yang efektif?
Apa dampak waktu terhadap pembelajaran?
Praktik apa saja mempunyai andil bagi manajemen ruang kelas yang efektif?
Apa saja beberapa strategi untuk mengelola perilaku buruk yang rutin?
Bagaimana analisis perilaku terapan digunakan untuk mengelola masalah perilaku yang lebih serius?
Bagaimana masalah perilaku yang serius dapat dicegah?

Tujuan

Mengetahui pengertian lingkungan pembelajaran yang efektif
Mengetahui dampak waktu terhadap pembelajaran
Mengetahui Praktik apa saja mempunyai andil bagi manajemen ruang kelas yang efektif
Mengetahui beberapa strategi untuk mengelola perilaku buruk yang rutin
Mengetahui analisis perilaku terapan digunakan untuk mengelola masalah perilaku yang lebih serius
Mengetahui cara untuk memecahkan masalah perilaku yang serius sehingga dapat dicegah

 BAB II
PEMBAHASAN

Apa yang dimaksud dengan lingkungan pembelajaran yang efektif?
Penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi strategi yang digunakan guru untuk menciptalan pengalaman ruang kelas yang positif dan produktif. Sering disebut manajemen ruang kelas (classroom manajemen), strategi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi mencegah dan menanggapi perilaku yang buruk tetapi juga, yang lebih penting, menggunakan waktu kelas dengan baik, menciptakan atmosfer yang kondusif bagi minat dan penelitian, dan membolehkan kegiatan yang melibatkan pikiran dan imajinasi siswa. Kelas yang tidak mempunyai masalah perilaku sama sekali tidak dapat dianggap sebagai kelas yang dikelola dengan baik.
Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan yang ditata dengan baik yang melibatkan minat mereka, yang sangat termotivasi untuk belajar, dan yang mengerjakan tugas-tugas yamg menantang namun dalam batas kemampuan mereka jarang membawa satu pun masalah manajemen yang serius. manajemen ruang kelas adalah metode yang digunakan untuk mengorganisasikan kegiatan di ruang kelas. Pengajaran, struktur fisik, dan hal-hal lainnya untuk menggunakan waktu dengan efektif, menciptakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif, dan meminimalkan masalah perilaku dan gangguan lainnya.
Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan pengorganisasian kegiatan di ruang kelas, pengajaran, dan ruang kelas fisik untuk memungkinkan penggunaan waktu yang efektif, mencipyakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif, dan meminimalkan gangguan. Disiplin merujuk pada metode yang digunakan untuk mencegahmasalah perilaku atau menanggapi masalah perilaku yang ada dengan maksud untuk mengurangi kejadiannya pada masa mendatang (lihat Charles,2005;Levin & Nolan,2004;Marzano,2003).
Tidak ada keajaiban atau karisma.yang menjadikan guru sebagai manajer ruang kelas yang efektif. Pencptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah soal mengetahui beberapa teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan setiap guru. Pada masa lalu, penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif sering dipandang sebagai soal mengatasi perilaku buruk masing-masing siswa. Pemikiran saat ini menekankan manajemen kelas sebagai keseluruhan dengan cara seperti membuat masing-masing orang yang berperilaku buruk menjadi semakin jarang (Ebertson & Harris, 1993). Guru yang menyajikan pelajaran yang menarik dan tertata dengan baik, yang menggunakan insentif untuk belajar efektif, yang menyesuaikan pengajaran mereka terhadap tingkat persiapan siswa, dan yang merencanakan dan mengelola waktu mereka sendiri dengan efektif akan mempunyai sedikit masalah disiplin untuk diatasi.

Apa dampak waktu terhadap pembelajaran?
Waktu yang lebih banyak digunakan dalam pengajaran mempoo unyai dampak positif terhadap pencapaian siswa, dampak waktu tambahan sering tidak terlalu besar atau tidak konsisten. Khususnya, perbedaan khas lamanya hari sekolah dan tahunsekolah diantara distrik-diistrik yang berbeda hanya mempunyai dampak kecil terhadap pencapaian sisw. Apa yang tampaknya lebih penting adalah bagaiana waktu digunakan di kelas. Waktu sibuk (engaged time) atau waktu dalam tugas ( time on task), yaitu jumlah menit yang benar-benar dimanfaatkan untuk belajar, adalah ukuran waktu yang paling sering ditemukan mempunyai andil bagi pembelajaran. Dengan kata lain, aspek terpenting waktu ialah sesuatu yang berada dalam pengendalian langsung oleh guru: pengorganisasian dan penggunaan waktu di ruang kelas.
Menggunakan alokasi waktu untuk pengajaran
Waktu adalah sumber daya terbatas di sekolah. Sekolah biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari selama 180 hari setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah atau (bagi beberapa siswa) sekolah musim panas, tetapi waktu total tersedia untuk pengajaran pada dasarnya ditentukan. Dari 6 jam ini (atau sekitar itu) harus terdapat waktu untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran ditambah dengan waktu untuk makan siang, istirahat, dan pendidikan jasmani; peralihan diantara jam pelajaran; pengumuman; dan seterusnya. Dalam satu jam pelajaran selama 40 hingga 60 menit pada pelajaran tertentu, banyak faktor yang benar-benar berbeda mengurangi waktu yang tersediauntuk pengajaran.
Istilah untuk waktu pengajaran yang tetsedia adalah alokasi waktu. Waktu yang tetsedia bagi siswa untuk memperoleh kesempatan belajar. Ketika guru mengajar, siswa dapat belajar dengan memberikan perhatian. Ketika siswa mempunyai tugas tertulis atau tugas lain, mereka dapat belajar dengan mengerjakannya. Diskusi berlanjut mengenai beberapa kebiasaan umum untuk memaksimalkan alokasi waktu.
Waktu guru untuk pengajaran dibatasi oleh jumlah waktu yang digunakan untuk masalah manajemen rutin seperti memeriksa absen. Untuk mencegah hilangnya waktu pengajaran kita dapat melakukan hal-hal berikut ini.
Mencegah waktu yang hilang
Mencegah permulaan yang terlambat dan penyelesaian dini
Mencegah gangguan
Menangani prosedur rutin
Meminimalkan waktu yang dihabiskan untuk disiplin
Menggunakan waktu sibuk dengan efektif
Waktu sibuk (waktu tugas) adalah waktu yang benar-benar digunakan masing-masing siswa untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Alokasi waktu dan waktu sibuk berbeda dalam arti bahwa alokasi waktu merujuk pada kesempatan bagi sdluruh kelas untuk terlibat ke dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan waktu sibuk dapat berbeda untuk masing-masing siswa, bergantung pada daya perhatian siswa dan kesediaan untuk bekerja. Strategi untuk memaksimalkan waktu siswa dalam tugas dibahas dalam bagian-bagian berikut. Beberapa studi menemukan program pelatihan guru yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang disajikan dalam bagian-bagian berikut meningkatkan keterlibatan dan dalam beberapa kasus pembelajaran siswa.
Memberikan pelajaran yang memikat, cara tetbaik untuk meningkatkan waktu siswa dalam tugas ialah memberikan pelajaran yang begitu menarik, memikat, dan relevan dengan minat siswa sehingga siswa akan memberikan perhatian dan senang mengerjakan apa yang diminta dari mereka. Sebagian strategi ini mengharuskan guru menekankan pengajaran yang aktif dan berlangsung cepat dengan cara penyajian yang berbeda-beda dan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk berpartisifasi dan tidak menekankan tugas kelas mandiri, khususnya tugas kelas yang tidak diawasi (seperti dalam waktu menindaklanjuti dalam pelajaran membaca sekolah dasa).
Mempertahankan daya gerak, bagian ini merupakan kunci untuk mempertahankan keterlibatan pada tugas tetap tinggi. Daya gerak (momentum) merujuk pada upaya menghindarkan gangguan atau perlambatan. Dalam kelas yang mempertahankan daya gerak yang baik, siswa selalu mempunyai sesuatu untuk dikerjakan dan begitu mulai bekerja, tidak diganggu.
Mempertahankan kemulusan pengajaran, kemulusan (smoothness) adalah istilah lain yang digunakan untuk menyebut pada fokus yang berkesinambungan pada urutan pengajaran yang bermakna. Pengajaran yang mulus menghindari lompatan tanpa peralihan dari topik ke topik atau dari pelajaran ke kegiatan lain.
Mengelola peralihan, peralihan adalah pergantian daria satu kegiatan ke kegiatan lain. Berikut ada tiga aturan untuk manajemen peralihan:
Ketika melakukan peralihan, guru seharusnya memberi tanda yang jelas yang sudah diajarkan kepada siswa untuk menanggapinya.
Sebelum peralihan dilakukan, siswa harus merasa yakin tentang apa yang akan mereka lakukan ketika tanda diberikan.
Lakukanlah peralihan semua sekaligus. Siswa seharusnya dilatih melakukan peralihan sebagai satu kelompok, bukannya satu per satu siswa. Guru seharusnya memberikan petunjuk kepada siswa tersebut secara keseluruhan atau kepada kelompok yang sudah ditetapkan dengan baik.
Mempettahankan fokus kelompok selama pelajaran, berarti menggunakan strategi pengorganisasian ruang kelas dan teknik bertanya yang memastikan bahwa semua siswa dikelas tersebut tetap terlibat dalam pelajaran tersebut, sekalipun hanya satu nama siswa dipanggil oleh guru. Dua komponen utama pada bagian ini sangat terkait dengan perilaku siswa dalam tugas adalah akuntabilitas dan penyiagaan kelompok. Akuntabilitas untuk memaksudkan sejauh mana guru meminta anak-anak mempertahankan akuntabilitas dan bertanggung jawab atas kinerja tugas mereka selama pertemuan tanya jawab. Penyiagaan kelompok mengacu pada strategi bertanya yang dirancang untuk membuat semua siswa waspada selama pengajaran atau diskusi.
Mempertahankan fokus kelompok selama tugas kelas, selama masa-masa ketika siswa melakukan tugas kelas dan guru tersedia untuk bekerja bersama mereka, penting memantau kegiatan tugas kelas tersebut dan memeriksa secara informal pekerjaan masing-masing siswa.
Kejelian, kejelian menggambarkan tindakan mengajarbyang menunjukkan kesadaran terhadap perilaku siswa setiap saat. Komponen utama kejelian adalah melihat kelas tersebut dengan sering dan melakukan kontak mata dengan masing-masing siswa.
Tumpang tindih, Merujuk pada kemampuan guru memberikan perhatian pada gangguan atau masalah perilaku sambil melanjutkan pelajaran atau kegiatan pengajaran lainnya.
Apakah waktu dalam tugas dapat terlalu tinggi?
Kelas yang jarang mengerjakan tugas tentu saja bukanlah kelas yang dikelola dengan baik. Namun, mungkin saja melangkah terlalu jauh ke arah sebaliknya, dengan menekankan waktu dalam tugas dan mengesampingkan semua pertimbangan lainnya.
Beberapa studi telah menemukan bahwa penambahan waktu dalam tugas di kelas di mana siswa sudah berperilaku cukup baik tidak meningkatkan pencapaian siswa. Penekanan berlebihan pada waktu dalam tugas dapat merugikan pembelajaran dalam beberapa hal. Misalnya tugas-tugas yang rumit yang melibatkan kreativitas dan ketidakpastian cenderumg menghasilkan tingkat waktu dalam tugas yang lebih rendah daripada tugas yang sederhana dan sesuai dengan rencana. Namun, jelas akan menjadi strategi pengajaran yang buruk apabila orang menghindari tugas yang rumit dan tidak pasti hanya untuk mempertahankan waktu dalam tugas tetap tinggi. Upaya mempertahankan tatanan ruang kelas adalah sasaran penting pengajaran, tetapi hal itu hanyalah salah satu dari sekian banyak.
Manajemen ruang kelas di ruang kelas yang tetpusat pada siswa
Di ruang kelas yang lebih terpusat pada siswa, anak-anak mungkin menghabiskan banyak waktu mereka bekerja sama satu sama lain, mengerjakan proyek terbuka, menulis, dan melakukan eksperimen. Manajemen ruang kelas lebih menekankan partisipasi di ruang kelas yang terpusat pada siswa, dan siswa terutama dilibatkan dalam menentukan standar perilaku, dan jenis perilaku yang diharapkan akan berbeda. Namun, dalam hal ini ketentuan untuk mengelola ruang kelas yang terpusat pada siswa tidak begitu berbeda dari ketentuan untuk mengelola ruang kelas tradisional. Perarturan masih diperlukan dan harus terus-menerus dikomunikasikan kepada siswa dan terus-menerus ditegakkan. Kalau siswadi ruang kelas yang terpusat pada siswa sangat terlibat dan termotivasi oleh keragaman, kegiatan, dan ciri sosial kegiatan ruang kelas, tindakan-tindakan disipliner akan kurang diperlukan. Namun, tidak terelakan perilaku buruk siswa tertentu akan mengganggu pembelajaran siswa lain, dan guru harus mempunyai strategi untuk membentu siswa bertindak sesuai dengan kaidah yang telah disepakati semua anggota kelas tersebut.

Praktik Apa Saja Mempunyai Andil bagi Manajemen Ruang Kelas yang Efektif?
Mengawali Tahun Ajaran Dengan Benar
Karakteristik manajer ruang kelas yang efektif adalah sebagai berikut:
Manajer yang lebih efektif mempunyai rencana yang jelas dan spesifik untuk memperkenalkan siswa pada peraturan dan prosedur ruang kelas dan menggunakan sebanyak mungkin hari-hari yang diperlukan untuk melaksanakan rencana mereka hingga siswa tahu bagaimana berbaris, meminta bantuan, dan seterusnya.
Manajer yang lebih efektif bekerja dengan seluruh kelas pada awalnya (sekalipun mereka berencana untuk mengelompokkan siswa kemudian hari).
Manajer yang lebih efektif menggunakan waktu taambahan selama hari-hari pertama sekolah untuk memperkenalkan prosedur dan membahas peraturan kelas.
Manajer yang lebih efektif mengajarkan prosedur spesifik kepada siswa.
Sebagai kegiatan pertama, manajer yang lebih efektif menggunakan tugas yang yang sederhana dan menyenangkan.
Manajer yang lebih efektif reaksi langsung untuk menghentikan setiap perilaku yang buruk.
Menetapkan Peraturan Kelas
Tiga prinsip menentukan proses menetapkan peraturan kelas adalah peraturan kelas seharusnya berjumlah sedikit, masuk akal dan dipandang adil oleh siswa, diterangkan dengan jelas dan sengaja diajarkan kepada siswa. Tujuan utama dengan jelas menerangkan peraturan kelas umum ialah untuk memberi kewenangan moral bagi prosedur spesifik. Ketika kelas secara keseluruhan menyepakati seperangkat peraturan, orang yang pelanggar tahu bahwa mereka melampaui kaidah komunitas, bukan peraturan sewenang-wenang guru. Seperangkat peaturan kelas yang cocok untuk segala tujuan adalah sebagai berikut:
Bersikap sopanlah kepada orang lain
Hormatilah harta-benda orang lain
Tetaplah dalam tugas
Acungkan tangan untuk dikenali


Apa Saja Beberapa Strategi Untuk Mengelola Perilaku Buruk yang Rutin

Prinsip Intervensi Terkecil
Guru seharusnya memperbaiki perilaku buruk dengan menggunakan intervensi yang paling sederhana yang akan membawa hasil. Misalnya Pencegahan, contohnya guru memperlihatkan antusiasme, mengubah-ubah kegiatan, mengupayakan siswa tetap tertarik. Isyarat Non-verbal, contohnya menanyakan keterlambatan menyerahkan makalah, dan guru bereaksi dengan mengerutkan dahi. Pujian atas perilaku yang benar yang bertentangan dengan perilaku yang buruk, contohnya Tanya, saya mendengar anda menyelesaikan proyek pameran ilmu pengetahuan alam anda dengan tepat waktu untuk dinilai. Sangat bagus. Pujian terhadap siswa lain, contohnya saya melihat kebanyakan anda menyerahkan makalh anda tepat waktu hari ini. Saya benar-benar menghargainya. Peringatan lisan contohnya Tanya, silakan serahkan makalah anda berikutnya tepat waktu. Peringatan berulang, contohnya Tanya, penting menyerahkan makalah anda tepat waktu. Konsekuensi, contohnya tanta menghabiskan 10 menit seusai pelajaran untuk memulai tugas makalah berikutnya.
Pencegahan
Guru dapat mencegah frustasi yang disebabkan oleh bahan yang terlalu sulit atau tugas yang terlalu panjang dengan memecah tugas menjadi langkah-langkah yang lebih kecildan melakukan tugas yang lebih baik untuk mempersiapkan siswa bekerja sendiri.
Isyarat Nonverbal
Guru dapat menghilangkan banyak perilaku buruk rutin di ruang kelas tanpa memutus daya gerak pelajaran melalui penggunaan isyarat non-verbal sederhana. Melakukan kontak mata dengan siswa yang berperilaku burukmungkin sudah cukup untuk menghentikan perilaku buruk.
Memuji perilaku yang bertentangan dengan perilaku buruk
Salah satu strategi untuk mengurangi perilaku burukdi kelas ialah memastikan untuk memuji siswa atas perilaku yang bertentangan dengan perilaku buruk yang ingin anda kurangi.maksudnya, tamgkaplah siswa dalam tindakan yang sedang melakukan yang benar.
Memuji siswa lain
Sering dimungkinkan mengupayakan seorang siswa berperilaku baik dengan memuji siswa lain karena berperilaku baik.
Peringatan lisan
Apabila isyarat nonverbal dirasakan mustahil atau tidak efisien, peringatan lisan sederhana dapat membantu untuk mendisiplinkan seorang siswa. Peringatan tersebut seharuanya diberikan langsung setelah siswa tadi berperilaku buruk; perilaku yang ditunda biasanya tidak akan efektif.

Peringatan berulang
Ketika siswa menolak untuk menaati peringatan sederhana, salah satu strategi untuk dicoba pertama-tama ialah mengulangi peringatan tersebut, dengan mengabaikan setiap dalih atau bantahan yang tidak relevan.
Menerapkan konsekuensi
Sebelum memberikan konsekuensi kepada siswa karena ketidakpatuhan, guru harus benar-benar merasa yakin bahwa mereka dapat dan akan melaksanakannya hingga selesai kalau perlu.kalau guru tidak siap menerapkan konsekuensi, siswa akan belajar untuk tidak mengindahkannya.

Bagaimana Analisis Perilaku Terapan Digunakan untuk Mengelola Masalah Perilaku yang Lebih Parah
Bagaimana perilaku buruk siswa dipertahankan
Ingin mendapatkan perhatian dari guru
Untuk memperoleh perhatian dan dukungan teman sebaya mereka
Pembebasan dari keadaan atau kegiatan yang tidak menyenangkan
Prinsip analisis perilaku terapan
Identifikasilah perilaku dan tindakan penguatan sasaran
Tentukanlah garis dasar (patokan) untuk perilaku sasaran
Pilihlah tindakan penguatan dan kriteria untuk penguatan
Kalau perlu, pilihlah tindakan penghukuman dan kriteria untuk hukuman
Amatilah perilaku selama implementasi program, dan bandingkanlah itu dengan garis dasar.
Apabila program manajemen perilaku tersebut berjalan dengan baik, kurangilah frekuensi penguatan.
Program Analisis Perilaku Terapan
Penguatan berbasis keluarga
Kartu laporan harian
Program kebergantungan kelompok
Etika metode perilaku
Metode analisis perilaku terapan seharusnya digunakan hanya ketika tampak jelas bahwa metode preventif dan informal untuk meningkatkan manajemen ruang kalas tidak cukup untuk menciptakan lingkungan yang positif bagi pembelajaran. Tidak etis terlalu menerapkan metode ini, tetapi juga mungkin sama-sama tidak etis tidak berhasil menerapkannya apabila hal itu dapat mencegah masalah yang serius. Misalnya, mungkin tidak etis merujuk seorang anak ke pendidikan khusus atau memberikan skorsing, megeluarkan, atau memutuskan tinggal kelas seorang anak berdasarkan suatu pola masalah perilaku sebelum menggunakan metode manajemen perilaku positif dengan cukup lama untuk melihat apakah mereka dapat menyelesaikan masalah tersebut tanpa tindakan yang lebih kejam.

Bagaimana Cara Mencegah Masalah Perilaku yang Parah?
Program pencegahan
Mengidentifikasi penyebab perilaku buruk
Menegakkan peraturan dan praktik
Menegakkan kehadiran sekolah
Periksa dan hubungi
Menghindari jalur kasus
Mempraktikkan intervensi
Meminta keterlibatan keluarga
Menggunakan mediasi teman sebaya
Menerapkan konsekuensi dengan bijaksana

 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan strategi yang digunakan guru untuk mempertahankan perilaku yang tepat dan menanggapi perilaku buruk di ruang kelas. Upaya membuat siswa tetap tertarik dan terlibat dan kesediaan memperlihatkan antusiasme berperan penting untuk mencegah perilaku buruk. Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah masalah mengetahui beberapa teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan guru.

Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Agar penulis lebih mencapai kemajuan dari sebelumnya dalam hal yang sama. Penulis berharap makalah yang disampaikan ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

 DAFTAR PUSTAKA

Slavin E. Robert.2009.PSIKOLOGI PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK jilid 2.Jakarta:Indeks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar